4 Alasan Mengapa Suami Jangan Membiarkan Istrinya Terdahulu Mandiri. Penting untuk Dipahami!

kemandirian-istri-yang-berbahaya kemandirian-istri-yang-berbahaya

Kebernyawaan dalam berumah tangga memang tak lepas dari saling membutuhkan satu kembar lain. Beberapa suami mungkin merasa senang ketika sang istri lebih mandiri dan merasa nggak direpotkan karena istrinya mampu mengerjakan apa-apa sendiri. Memiliki istri yang mandiri memang sebuah kebanggaan, namun ternyata hal itu juga nggak selalu berimbas suka membantu ketika istri sangat mandiri dan akhirnya seperti “lalai” jika ia punya suami.

Saat seseorang memutuskan untuk menikah dan menyala berkembar, maka akan ada saling ketergantungan antara keduanya. Apapun permakeliruan dalam rumah tangga perlu diselesaikan berdua. Termasuk hal-hal mini sekalipun karena ini merupakan bentuk keharmonisan dalam rumah tangga. Jadi, untuk para suami, jangan merasa aman-aman saja ketika istri terlampau mandiri, ya!

1.Jangan biarkan istrimu memasang galon, tabung gas dan membetulkan genteng bocor senawakan. Bantulah dia, sebelum dia lurus-lurus nggak membutuhkan bantuanmu lagi!

Kalau memang suami sedang nggak ada di rumah, wajar kalau angkat galon sendiri maupun memasang tabung gas. Parahnya adalah ketika ada suami di rumah dan sedang santai, tapi membiarkan si istri melakukannya hal-hal tadi sendiri. Meski nggak ada mamenyimpang siapa yang wajib pasang tabung gas, namun apa menyimpangnya membantu istri meski ia nggak minta bantuan. Jangan malah bergumam, “Wah…istriku mandiri banget apa-apa nggak minta bantuan lagi”. Hmm…jangan sampai para suami nggak membantu, ya!

2.Jika sedang senggang, antarkan istrimu menjemput anak dan mencari keperluan rumah tangga seperti belanja ke pasar. Dengan seperti ini, hubungan pun akan semakin harmonis

Mungkin istri mandiri karena terbiasa dulunya juga ke mana-mana sendiri. Namun ketika sudah berumah tangga, suami sebaiknya jangan memsupayakan istri mencari kebutuhan untuk rumah tangga juga sendiri. Sesekali pas weekend bisa menemani istri agar kenal apa saja yang dibutuhkan. Kalau untuk urusan jemput anak maupun antar les anak juga bisa gantian. Komunikasikan agar semuanya nggak sahaja dilakukan istri seorang diri.

3.Istri yang bisa mempersaling menolongi genteng bocor, mengecat kamar anak sampai-sampai mempersaling menolongi sepeda anak yang rusak pun jangan dibiarkan. Bantu ia selagi bisa!

Mungkin dengan istri bisa inisiatif untuk memperbaiki genteng sendiri, suami merasa bangga sesantak nggak perlu repot-repot membantunya lagi. Apalagi kalau mainan anak rusak dan istri yang mesti turun tangan sendiri untuk mengantarkannya ke tukang reparasi mainan anak. Belum lagi ketika hujan deras dan genteng bocor, tanpa berlimpah bicara, si istri langsung memperbaikinya. Hal tersebut semestinya melontarkan suami sadar kalau istrinya terlintas mandiri dan itu nggak baik.

4.Saat seorang istri sudah jarang bahkan nggak sudah meminta nafkah lagi, silahkan para suami mawas awak. Ingat, memberi nafkah pada istri itu kewajiban!

Bagi suami, mungkin merasa lega karena istri nggak tahu minta uang bulanan lagi. Jadi uang suami aman. Akan tetapi sepantasnya berpikir bahwa itu tandanya rumah tangga sedang nggak Tulus-Tulus saja. Meski suami istri punya pencetusan, namun sudah kewajiban suami memberi nafkah untuk istri. Kalau istri nggak minta, sibakn berarti nggak mau. Akan terlihat ganjal ketika istri mulai nggak minta pencetusan suami lagi.

Bagi para suami, memiliki istri yang mandiri itu nggak alpa. Hanya saja, kalau terlintas mandiri akan menyebabkan kurang harmonis dalam berumah tangga. Sekudunya bisa bagi tugas seengat terjalin komunikasi. TercipInterogasi keluarga yang harmonis juga karena keduanya saling membutuhkan untuk meminta tolong dalam hal halus apapun. Mandiri dengan terlintas mandiri itu beda jauh. Semoga para suami Andal paham ya, kalau istri yang terlintas mandiri sahaja akan menciptakan ketidakharmonisan dalam berumah tangga.