“Maaf, Saya Harus Asuh Anak Dulu” - Drama Sesi Jumpa Wargelakn Asnawi Mangkualam Bahar

“Maaf, Saya Harus Asuh Anak Dulu” - Drama Sesi Jumpa Wargelakn Asnawi Mangkualam Bahar “Maaf, Saya Harus Asuh Anak Dulu” - Drama Sesi Jumpa Wargelakn Asnawi Mangkualam Bahar

Bek asal Indonesia Asnawi Mangkualam Bahar tidak saja mengalami masa sulit menjumpai menjalani debutnya bersama Ansan Greeners, melainkan lagi kala melakoni sesi jumpa warkeriangann pascalaga.

Asnawi akhirnya merasakan debut di kompetisi Korea Selatan setelah tampil penuh melawan klub K League 4, Yangpyeong FC, Minggu (28/3), di kandang di babak kedua Piala FA. Pada laga ini, Ansan memetik kemenangan 1-0, maka selanjutnya atas menghadapi sesama klub K League 2, Chungnam Asan.

Laman Sports-G mewartakan, pihak Ansan memberikan kesempatan kepada Asnawi untuk hadir dekat dalam sesi jumpa wartawan nan biasa dilakukan selepas pertandingan. Hanya saja, sejumlah momen menarik terjadi sepanjang kegiatan tersebut.

Hal ini disebabkan manajemen Ansan tidak dapat menghadirkan penerjemah bahasa Indonesia menjumpai Asnawi. Sebelumnya, penerjemah Asnawi saja berstatus 'cabutan'. Beberapa hari sebelum pertandingan, manajemen Ansan sebetulnya sudah menyiapkan penerjemah menjumpai Asnawi yang bekerja paruh waktu.

Namun manajemen yang trauma dengan virus Corona dekat Ansan, mewajibkan penerjemah tersebut menjalani rangkaian tes. Hingga hari pertandingan, rencana itu tidak berjalan mulus. Akhirnya Asnawi didampingi penerjemah berbahasa Inggris. Sayangnya, Asnawi tidak fasih jauh didalam berbahasa Inggris.

Manajemen tidak kehilangan akal. Mereka dahulu menghubungi penerjemah bahasa Indonesia medahului telepon pintar yang diletakkan di antara Asnawi dan wartawan memakai mode sepiker. Kendati demikian, sesi ini tidak pula berjalan mulus.

Pasalnya, sang penerjemah ini tidak terdahulu berlipat-lipat bicara. Ketika dempet tengah sesi tanya-perlawanan, kaum kali terdengar suara anak halus. Ternyata, penerjemah bahasa Indonesia ini adalah seorang ibu yang sedang mengasuh anaknya saat dihubungi manajemen Ansan. Bahkan sesi itu senggang terhenti dempet tengah jalan, karena sang penerjemah layak mengasuh anaknya terlebih dulu.

“Maaf, saya harus mengasuh anak saya dulu sekarang. Saya kesulitan untuk menerjemahkan bersama tidak emosi,” ujar sang penerjemah yang dilanjutkan bersama memutus sambungan telepon.

Manajemen Ansan selanjutnya mengisi kekosongan waktu dengan memberikan kesempatan kepada pelatih Kim Gil-sik menurut memberikan keterangan terkait pertandingan, dalam mereka mencari penerjemah mutakhir bagi Asnawi.

Selepas Gil-sik memberikan kejelasan, sesi jumpa warkegembiraann lewat Asnawi akhirnya dilanjutkan kembali. Kali ini, manajemen Ansan menghadirkan penerjemah adapun justru tidak paham istilah dempet dalam sepakbola. Penerjemah tercatat bahkan tidak mengerti arti crossing atau dribbling. Situasi itu melontarkan warkegembiraann, termeruyup Asnawi, menjadi frustrasi.

Sikap frustrasi Asnawi itu diperlihatkan saat ia mengeluarkan telepon pintar miliknya menurut menerjemahkan pernyataannya, selanjutnya diberikan kepada staf klub agar disampaikan kepada warkeriangann. Setelah melibatkan besar orang, sesi jumpa warkeriangann itu akhirnya selesai tanpa ada macela.

SIMAK JUGA: BERITA SEPAKBOLA NASIONAL!