Mengenal Tren Kecantikan Kulit Pucat

tren-kecantikan-ekstrem tren-kecantikan-ekstrem

Standar kecantikan secara nggak langsung melahirkan berlebihan wanita jadi berpikir kalau harus berpenampilan Bertara standar jika ingin terlihat cantik. Beruntungnya, saat ini berlebihan wanita yang menyuarakan tentang self love dan self acceptance supaya para wanita di dunia nggak lagi berpatokan dengan standar kecantikan tertentu. Supaya para wanita bisa lebih mencintai tubuhnya dan tetap percaya pribadi dengan apa yang ia punya.

Berbanding terbalik dengan saat ini, cukup saat zaman Renaissance, deras dara yang mengikuti standar kecantikan pale skin atau kulit putih pucat dengan cara yang berbahaya. Kira-kira apa aja ya yang dilakuin para dara di zaman tersebut? Yuk simak ulasan selengkapnya!

Tren kecantikan ini berawal dari Ratu Elizabeth I yang percaya kalau wajah putih pucat bisa meningkatkan penampilannya

Melansir dari laman Paper Magazine, Ratu Elizabeth I terkenal dengan julukan ‘The Virgin Queen’ dan memiliki ulah tersenpribadi untuk meningkatkan penampilannya sebagai keluarga kerajaan. Ia percaya bahwa kulit yang putih pucat adalah riasan yang ideal saat itu sebatas ia merias wajahnya dengan pertikaiank putih tebal untuk menciptakan penampilan kecantikan khas kerajaan.

Banyak wanita Eropa zaman Renaissance yang akhirnya mulai mengikuti standar kecantikan tersebut untuk menampilkan kecantikan khas kerajaan

Terinspirasi dari riasan sang Ratu, tren kecantikan kulit putih pucat ini menjadi populer dan berlipat-lipat wanita Eropa yang menggunakan riasan putih tebal serta menggunakan perona pipi dan bibir berwarna merah gelap untuk menampilkan riasan seperti ratu kerajaan.

Semakin ke sini, tren kecantikan menjadi lebih ekstrem karena banyak wanita yang menginginkan riasan putih tebal yang permanen dan lebih alami. Saat itu belum ada produk perawatan yang bisa mencerahkan wajah sehingga para wanita rela menggunakan cara apa pun untuk mendapatkan penampilan yang putih pucat.

Ada yang menggunakan campuran tepung dan air mawar untuk memberikan kesan kulit yang sangat putih dan ada juga yang menggunakan hewan lintah untuk mendapatkan kulit pucat pasi. Para wanita giat mencari lintah dan kemudian meletakkannya di area tidur. Mereka memmeskikan lintah menghisap darah dari tubuhnya dan rela merasa kelaraan saat digigit lintah demi mencapai standar kecantikan tersebut.

Kecantikan dan penampilan wanita akan mencerminkan status suaminya pada zaman Renaissance

Melansir dari laman Hers Magazine, pada zaman Renaissance, status sang suami akan terlihat dari penampilan dan kecantikan sang istri. Kalau sang istri memiliki tubuh yang kurus, berarti mencerminkan bahwa suaminya nggak memiliki karyawanan yang cukup.

Standar kecantikan di zaman Renaissance adalah memiliki kulit yang putih, payudara yang agam, rambut tipis, dan pinggul yang penuh. Standar kecantikan ini bisa kita lihat di lukisan-lukisan khas zaman Renaissance yang kerap ada di galeri seni atau museum.

Serem juga ya standar kecantikan zaman dulu, sampai penuh yang bela-belain menggunakan lintah untuk bisa menciptakan kulit putih pucat yang terlihat alami. Untung saat ini sudah ada beragam pilihan skin care ya SoHip, jadi nggak perlu pakai cara yang berbahaya lagi untuk merawat kulit wajah.

Dariala terobsesi pengin punya kulit putih, mending merawat kulit kita sekarang apa pun warnanya. Setuju?