Simak Strategi Investasi antara Tengah Kecamuk Perang Rusia-Ukraina

Simak Strategi Investasi antara Tengah Kecamuk Perang Rusia-Ukraina Simak Strategi Investasi antara Tengah Kecamuk Perang Rusia-Ukraina

BERITA - JAKARTA. Jika sepanjang tahun lantas kinerja aset kripto mendominasi kinerja instrumen konvensional, lain halnya memakai bahwa terjadi tahun ini. Sepanjang tahun ini, instrumen konvensional bagai bantuan lagi emas justru punya kinerja bahwa apik, di saat kinerja aset kripto malah jeblok.

Kinerja Instrumen Investasi Sepanjang Tahun

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-inside-'); });

Portofolio

30-Des-21

28-Feb-22

Return Ytd (%)

IHSG*

6.581

6.888

4,66%

Emas Spot (US$ per ons troi)

1.829

1.913

4,59%

Dolar AS

14.270

14.634

2,55%

Obligasi korporasi**

367,97

372,05

1,11%

Dolar Singapura

10.534

10.573

0,37%

Yen

123,9

124,36

0,37%

Obligasi pemerintah***

326,11

327,96

0,57%

Poundsterling

19.195

19.203

0,04%

Euro

16.135

16.054

-0,50%

Emas Batang (Rupiah per gram)****

938.000

883.000

-5,86%

Bitcoin ($ per BTC)

46.333

37.775

-18,47%

Ethereum ($ per ETH)

3.682

2.612

-29,06%

Kinerja Instrumen Investasi Selama Tahun

Portofolio

30-Des-21

28-Feb-22

Return Ytd (%)

IHSG*

6.581

6.888

4,66%

Emas Spot (US$ per ons troi)

1.829

1.913

4,59%

Dolar AS

14.270

14.634

2,55%

Obligasi korporasi**

367,97

372,05

1,11%

Dolar Singapura

10.534

10.573

0,37%

Yen

123,9

124,36

0,37%

Obligasi pemerintah***

326,11

327,96

0,57%

Poundsterling

19.195

19.203

0,04%

Euro

16.135

16.054

-0,50%

Emas Batang (Rupiah per gram)****

938.000

883.000

-5,86%

Bitcoin ($ per BTC)

46.333

37.775

-18,47%

Ethereum ($ per ETH)

3.682

2.612

-29,06%

Bahkan, kinerja bantuan maka emas termengutarakan dominan sepanjang bulan Februari kemarin. Si kuning menang mencatatkan penguatan sampai-sampai 6,46% secara bulanan. Hal ini tidak terlepas dari sikap para penanam_modal yang beralih ke safe haven ketika perang meletus hadapan Eropa Timur, antara Rusia maka Ukraina.

Kendati begitu, pasar pemberian masih bisa catatkan kinerja solid dempet tengah kecamuk perang tercantum beserta naik 3,88%. Tak belaka itu, IHSG pun beres menembus rekor all time high dempet level 6.929,91 sebelum akhirnya ditutup dempet level 6.920,06 pada 23 Februari. Investor asing pun tercatat melakukan pembelian jernih pada bulan Februari segendut Rp 17,4 triliun.

Para analis sepakat, dalam jangka pendek, perang antara Rusia-Ukraina ini justru bisa menjadi katalis positif untuk pasar penyangga. Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, Indonesia tidak terlibat langsung memakai perang tercantum semaka dampak negatifnya sangat terbatas.

Bahkan, kelanjutan perang tersebut, harga beberapa komoditas bagaikan batubara, minyak sawit, sangkat nikel justru meningkat. Alhasil, ini untungkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, jujur kepada pemerintah melalui ekspornya ataupun pebisnis dan masyarakatnya. Ia bilang, hal ini bisa mendorong optimisme pertumbuhan ekonomi.

“Oleh karena itu, pemilik_kekayaan asing agak malah berlipat-lipat akan meruyup karena optimistis demi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” kata Wawan kepada Kontan.co.id, Jumat (25/2).

Apalagi, semasih Februari kemarin, data-data ekonomi Indonesia pun positif sebagai angka inflasi maka impor adapun mulai naik, serta Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) adapun canggih. Wawan memandang hal ini semakin memperberkuasa fundamental Indonesia ke depan setenggat metokcerkan efek dari perang tersebut cenderung terbatas.

Namun, Wawan tak memungkiri beberapa penanam_aset memang flight to safety ke aset laksana emas adapun tercermin atas penguatan harganya jauh didalam beberapa hari terakhir. Namun, ia yakin, selama pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tumbuh, serta perang tidak berkelamaan, kinerja bantuan mau terus berada akan momentum positif.

Senada, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi kenaikan harga komoditas penghabisan perang adalah katalis akan pasar penyangga. Selain itu, solidnya laporan keuangan emiten terus mendorong gerakan beli penyandang dana asing berpeluang merupakan sentimen betul. Dengan masih wujud rilisnya laporan keuangan emiten lain hadapan bulan Maret, sentimen betul tercatat diekspektasikan masih wujud berlanjut akan IHSG. 

Terkait imbas perang Rusia-Ukraina, Reza mengamati bahwa para penyandang dana justru menanggapinya atas cermat. Hal ini tercermin mengenai berjibun penyandang dana yang memanfaatkan momentum koreksi menjumpai menjadi aktivitas beli. 

“Karena kalau kita lihat historical ketimbang kaum tahun lalu, adanya war ini tidak amat berpengaruh kepada market. Contohnya seperti ketegangan dalam Libya akan tahun 2015, IHSG bisa naik 7,3% dalam enam bulan, begitupun lewat ketegangan dalam Syria akan 2014 dalam mana IHSG naik 4.3%,” imbuh Reza.

Dengan berbagai pertimbangan terkandung, ia optimistis tren tepat IHSG yang pun ditopang demi pembelian penanam_dana langka mau kembali berlanjut atas Maret. Berdasarkan hitungannya, jika IHSG bisa melewati level resistance 6.950, maka mau ada potensi IHSG kembali menembus all time high anyar dekat atas level 7.000.

Reza menyarankan para penanam_modal agar bisa memanfaatkan momentum betul ini lewat melakukan diversifikasi biaya pada instrumen jasa dan reksadana. Misalnya, lewat 25% disimpan dempet reksadana berbasis pasar uang. Lalu 25% sisanya digunakan untuk melakukan dollar cost averaging.

“50% sisanya bisa disimpan dari uang tunai untuk momentum masuk ke instrumen kontribusi atau reksadana kontribusi ketika ada batas membesar akan tepat,” kata Reza.

Sementara Wawan meyakini, untuk sebujur tahun ini, guna memanfaatkan kinerja portofolio, pemilik_dana bisa mempertumpah ruah porsi dekat keranjang penyangga. Ia merekomendasikan, 40% portofolio dekat ajangkan dekat instrumen berbasis penyangga. Lalu 40% lagi dekat instrumen obligasi untuk kukuh itas kinerja. Serta 20% sisanya dekat instrumen berbasis pasar uang mengingat ada potensi kenaikan suku bunga cukup tahun ini.

Sementara menjumpai outlook kinerja instrumen obligasi, keduanya meyakini sentimen kenaikan suku bunga The Fed cukup Maret ini buat jadi perhatian pasar. Kendati begitu, selama The Fed tidak menaikkan secara agresif, pasar dinilai sudah priced-in terlebih dahulu dengan sentimen terkandung. 

Pada akhirnya, pelayuhan bahwa terjadi dalam pasar obligasi dinilai tidak signifikan. Terlebih lagi, demi permintaan penanam_bekal domestik bahwa tetap kuat maka bisa menyerap SBN bahwa dijual oleh asing, bisa semakin meredam pelayuhan agar tidak signifikan.

Jika instrumen konvensional berkinerja apik, kinerja aset kripto justru terpuruk bersama Bitcoin dan Ethereum yang sama-sama sudah mebopok 18,47% dan 29,06% sepanjang tahun ini. CEO Triv Gabriel Rey menyebut hal ini merupakan kombinasi mengenai sentimen soal sikap The Fed, inflasi AS yang adiluhung, serta terjadinya perang antara Rusia-Ukraina.

“Dengan berbagai ketidakpastian, aset berisiko sebagai Bitcoin sudah pasti akan jadi yang dilepas terpenting seiring pemilik uang cari aset yang lebih aman. Tak mengherankan kinerja aset kripto pun tersungkur,” ujar Gabriel.

Dengan kondisi perang nan belum bisa diprediksi kapan berakhirnya, Gabriel menyebut melakukan hedging ke stablecoin bisa dijadikan pilihan bandar kripto. Namun, ia agak cukup yakin ketika harga sudah turun kedalam, bagi ada potensi recovery cukup harga Bitcoin. Ia pun mengingatkan bahwa melakukan Cost Dollar Averaging agak bisa jadi pilihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain dalam Google News